Tags
Kabuyutan dalam Kosmologi Masyarakat Sunda dahulu merupakan tempat pendidikan moral dan spiritual yang alami (harmonis/ menyatu dengan alam). Kabuyutan dalam konteks modern dapat disamakan dengan Sekolah Alam atau Pesantren Alam. Kabuyutan memiliki peran sangat penting dalam Tri Tangtu Masyarakat Sunda (Tiga Penentu Kebijakan Dunia) yang urutannya adalah Resi (Guru Pendidik), Ratu (Pemimpin Pemerintahan), dan Rama (Orang Tua Tokoh Masyarakat). Hal tersebut juga tercermin dalam peribahasa yang beredar secara turun temurun di masyarakat Sunda yaitu Guru, Ratu, Wong Atua Karo. Guru ditempatkan ditempat yang paling penting (utama) karena masyarakat dahulu menyadari pentingnya pendidikan terutama pendidikan budi pekerti/ moral dan spiritual bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Teori modern dari dunia barat pun sangat menyadari pentingnya peranan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan yang akan menentukan kemajuan suatu bangsa/ negara.
Negara Skandinavia di Eropa contohnya sangat memperhatikan sistem pendidikannya bahkan masyarakat digratiskan dalam memperoleh pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Begitu hal-nya dengan Jepang Pasca Pengemboman Hiroshima dan Nagasaki pertama kali yang diselamatkan adalah para guru karena merekalah kelak yang akan memberikan pendidikan kepada anak- anak dan generasi muda Jepang. Kabuyutan jaman dahulu sifatnya gratis/ sukarela bagi para pesertanya namun untuk menjalankan operasional Kabuyutan tersebut Raja/ Pemimpin Pemerintahan menjamin segala kebutuhan Kabuyutan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Salah satu Raja yang sangat menghormati dan melindungi Kabuyutan adalah Purnawarman, Maharaja Tarumanagara (memerintah 395 – 434 M).